Review Buku A Cup of Tea
Sebelumnya mau bilang makasih dulu untuk kak Gita Savitri Devi (@gitasav) karena lagi-lagi bukunya menginspirasi gue si introvert, yg susah ngobrol sama orang asing ini.
Judul : A Cup of Tea
Penulis : Gita Savitri Devi (@gitasav)
Penerbit : Gagas Media (@gagasmedia)
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 163
ISBN : 978-979-780-957-7
A Cup of Tea adalah buku kedua Gita Savitri setelah bukunya yang pertama Rentang Kisah. Yang dua-duanya bener-bener menginspirasi, khususnya buat gue. Dibuku ini Gita menceritakan pengalaman travellingnya ke luar negeri, bertemu banyak orang baru dan segala perbedaannya.
Selain berasa diajakin jalan-jalan keluar negeri lewat buku ini, gue juga jadi paham tentang pentingnya sebuah keseimbangan, tentang kebahagiaan yang harus dibuat bukan dicari, tentang melepaskan diri dari lingkaran pertemanan yang toxic, tentang bahaya cyber bullying dan banyak hal lain yang gak bisa gue jelasin disini. Bahasanya ringan, gak bikin pusing, jadi enak bacanya. Saking enaknya, saking nyamannya baca buku ini, gak kerasa gue hanya ngabisin waktu 2 jam 45 menit untuk menyelasaikan baca bukunya.
Paling suka banget di bagian Pursuit of Happiness.
"Yang ingin gue sampaikan adalah kebahagiaan itu bukan dicari, tapi dibikin....." (hal. 104)
"Kita nggak akan pernah merasa bahagia jika kita menggantungkan perasaan itu pada faktor eksternal...." (hal. 104)
🌟4,86/5
Judul : A Cup of Tea
Penulis : Gita Savitri Devi (@gitasav)
Penerbit : Gagas Media (@gagasmedia)
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 163
ISBN : 978-979-780-957-7
A Cup of Tea adalah buku kedua Gita Savitri setelah bukunya yang pertama Rentang Kisah. Yang dua-duanya bener-bener menginspirasi, khususnya buat gue. Dibuku ini Gita menceritakan pengalaman travellingnya ke luar negeri, bertemu banyak orang baru dan segala perbedaannya.
Selain berasa diajakin jalan-jalan keluar negeri lewat buku ini, gue juga jadi paham tentang pentingnya sebuah keseimbangan, tentang kebahagiaan yang harus dibuat bukan dicari, tentang melepaskan diri dari lingkaran pertemanan yang toxic, tentang bahaya cyber bullying dan banyak hal lain yang gak bisa gue jelasin disini. Bahasanya ringan, gak bikin pusing, jadi enak bacanya. Saking enaknya, saking nyamannya baca buku ini, gak kerasa gue hanya ngabisin waktu 2 jam 45 menit untuk menyelasaikan baca bukunya.
Paling suka banget di bagian Pursuit of Happiness.
"Yang ingin gue sampaikan adalah kebahagiaan itu bukan dicari, tapi dibikin....." (hal. 104)
"Kita nggak akan pernah merasa bahagia jika kita menggantungkan perasaan itu pada faktor eksternal...." (hal. 104)
🌟4,86/5
Komentar
Posting Komentar